Beritasaja.com, Jakarta Puasa telah lama dikenal sebagai metode efektif untuk menurunkan berat badan dan menjaga kesehatan umum tubuh secara keseluruhan.
Namun tahukah Anda bahwa manfaat puasa ternyata tidak hanya berdampak pada jasa kita?
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa puasa juga memiliki efek signifikan pada otak manusia, membuka peluang baru dalam memahami hubungan kompleks antara pola makan dan kesehatan umum otak.
Para ilmuwan menemukan bahwa praktik puasa intermiten atau pembatasan kalori berkala tidak hanya membantu mengendalikan berat badan, tetapi juga menyebabkan perubahan dinamis pada aktivitas otak dan mikrobioma usus.
Penelitian menunjukkan bahwa saat kita menjalani puasa, terjadi perubahan nyata pada area otak yang terkait dengan regulasi nafsu makan dan kecanduan, memberi bukti kuat tentang keterkaitan antara pola makan dan fungsi kognitif.
Baca Juga
- Jadwal Puasa Sunnah Mei 2025: Puasa Ayyamul Bidh Dzulqa’dah dan Senin-Kamis Lengkap Niatnya
- Ashanty Ungkap Alasan Jalani Puasa 100 Jam, Bukan karena Ingin Dosis
- Niat Puasa Idul Adha Hari Pertama dan Kedua, Umat Muslim Wajib Tahu
Konsep puasa intermiten sebenarnya bukanlah hal baru dalam sejarah umat manusia.
Nenek moyang kita sebagai pemburu dan pengumpul sering mengalami periode tanpa makanan, dan tubuh kita secara alami dirancang untuk beradaptasi dengan siklus puasa.
Kini, penelitian modern memvalidasi apa yang telah dipraktikkan selama berabad-abad, bahwa puasa tidak hanya memberikan manfaat untuk tubuh tetapi juga untuk kesehatan umum otak kita.
Advertisement
Untuk informasi lengkapnya, berikut ini telah Beritasaja.com rangkum penjelasan nya dari Science Alert, pada Selasa (6/5).