Beritasaja.com, Jakarta Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Kepri berhasil menangkap DA, buronan kasus dugaan penyusupan dan investasi bodong yang merugikan korban sebesar Rp2 miliar.
Wanita bercadar itu masuk dalam Interpol Red Notice (IRN).
"DA ditangkap setelah dideportasi dari Singapura melalui Bandara Soekarno-Hatta pada 4 Mei 2025," kata Direktrum Reskrimum Polda Kepri Kombes Pol.
Ade Mulyana dalam keterangannya di Batam, Kamis (8/5/2025) dilansir Antara.
Baca Juga
- Perjalanan Kasus Dugaan Investasi Bodong Crazy Rich Si Raja Voucher Hengky Setiawan
- Hoaks Mencatut Perusahaan BUMN Kian Marak, Simak Ragamnya
- Profil Singkat Crazy Rich Si Raja Voucher Hengky Setiawan yang Dilaporkan Kasus Dugaan Investasi Bodong
Penangkapan DA melibatkan tim gabungan dari Set NBC Interpol Indonesia, Ditreskrimum Polda Kepri, serta Satreskrim Polresta Bandara Soekarno-Hatta.
Advertisement
Semenara itu, Kasubdit III Jatanras Polda Kepri AKBP Mikael Hutabara mengatakan bahwa DA merupakan buronan Polda Kepri yang masuk daftar red notice interpol sejak April 2025.
DA beserta suaminya DS ditetapkan sebagai tersangka kasus penyusupan dalam jabatan dan atau pengelabuan investasi kendaraan online BDrive yang dilaporkan oleh korban bernama Mohammad Fariz.
Dalam perkara ini, kedua tersangka menjanjikan kepada korban bahwa modal investasinya akan kembali disertai keuntungan sebesar 35 persen per bulan dari usaha kendaraan online yang mereka jalankan.
"Namun, setelah korban menstransfer dana, keuntungan yang dijanjikan tidak pernah diberikan dan dana tersebut justru digunakan untuk kepentingan pribadi para tersangka," ujar Mikael.
Hasil Kerja Sama Lintas Bangsa
Mikael menjelaskan, penangkapan DS merupakan hasil koordinasi lintas bangsa antara NCB Jakarta dan NCB Singapura.
Informasi ini diperoleh ketika DS terdeteksi di Bandara Internasional Changi, Singapura.
NCB Jakarta segera meminta NCB Singapura agar subjek ditolak masuk dan dipulangkan ke Indonesia.
"Untuk tersangka DS saat ini masih berada di Singapura dalam proses pemulangan," kata Mikael.
Sementara itu, tersangka DA telah dilakukan penahanan di Rumah Tahanan Bangsa (Rutan) Polda Kepri untuk proses lebih lanjut.
DA dan DS dipersangkakan Pasal 374 KUHP dan/atau Pasal 372 dan/atau Pasal 378 KUHP dengan ancaman pidana penjara paling lama lima tahun.
