Beritasaja.com, Jakarta - Hari Buruh Internasional 2025 atau May Day digelar di kawasan Monas, Jakarta Pusat.
Ribuan buruh tumpah ruah menyemut, mengibarkan panji-panji dan spanduk.
Tak hanya dari kalangan laki-laki, kaum perempuan ikut berbaur bersama.
Mereka datang bukan sekedar meramaikan acara, tapi juga membawa isi hati dan harapan yang selama ini belum ada solusi.
Misalnya mengenai cuti hamil untuk suami.
Baca Juga
- VIDEO: Hari Buruh, Ratusan Polisi Jaga Ketat 6 Gerbang Tol Cimahi!
- May Day 2025: Sejarah Perjuangan Buruh Indonesia Menuju Hari Libur Nasional
- Ribuan Buruh Padati Monas di Hari Buruh Internasional, Pemerintah Janji Mitigasi PHK
Ines, buruh garmen dari Kabupaten Tangerang, berdiri di antara kerumunan.
Dia sudah belasan tahun menggantungkan hidup dari mesin jahit, dan tahu betul kerasnya dunia kerja buruh perempuan.
Advertisement
"Kalau buruh perempuan di kabupaten serang sejauh ini mendapatkan haknya.
Dalam arti cuti, kemudian proses kerjanya tidak ada diskriminasi kemudian juga sejauh ini secara upah kita juga mendapatkan hak layak, baik perempuan maupun laki-laki," kata dia saat ditemui, Kamis.
"Kemarin ada usulan atau pandangan cuti hamil ditambahkan menjadi 6 bulan, cuman lagi-lagi menuai pro dan kontra.
Dan juga tambahan untuk cuti dari suami.
Itu sih dari buruh perempuan.
Kenapa?
Karena sejauh ini tidak ada cuti untuk suami yang mendampingi cuma dua hari," dia menambahkan.
Bagi Ines, cuti untuk suami saat melahirkan memang terdengar enteng.
Tapi, itulah yang juga seharusnya diperjuangkan.
"Minimal Sabtu Minggu untuk menemani, itu tidak mudah kan ya.
Belum lagi banyak karyawan-karyawan yang garmen itu perantau, butuh pendampingan dari suami," ujar dia.