Beritasaja.com, Jakarta - Menteri Energi matahari dan Sumber Daya Mineral atau Menteri ESDM Bahlil Lahadalia angkat bicara terkait ramainya tambang nikel di Raja Ampat, Papua Barat Daya.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengaku bakal memanggil pemegang izin tambang nikel di Raja Ampat tersebut.
Usai menerima masukan terkait izin usaha pertambangan (IUP) nikel yang dinilai merusak ekosistem tourism Raja Ampat.
Baca Juga
- Proyek Investasi EV Battery Tetap On Track Meski LG Mundur, Pemerintah Pastikan Hilirisasi Jalan Terus
"Saya ada rapat dengan dirjen, saya akan panggil pemilik IUP.
Mau BUMN atau swasta, kita memang harus menghargai karena di Papua itu kan ada otonomi khusus sama dengan Aceh.
Jadi perlakuannya juga khusus," tegas Bahlil di Jakarta International Convention Center, Jakarta, Selasa 3 Juni 2025.
Advertisement
Dia pun lalu memutuskan untuk menghentikan sementara operasi pertambangan nikel dari PT GAG Nikel.
"Kami untuk sementara, kita hentikan operasinya sampai dengan verifikasi lapangan," ucap Bahlil.
Menurut Bahlil, perusahaan tersebut baru bisa beroperasi lagi sampai hasil verifikasi dari Kementerian ESDM keluar.
Bahlil mengatakan, pihaknya segera turun langsung ke lokasi di lapangan untuk melihat kondisi yang sebenarnya terjadi.
Bahlil pun melakukan kunjungan ke tambang nikel PT Gag Nikel di Pulau Gag, Kabupaten Raja Ampat, pada Sabtu 7 Juni 2025.
Kunjungan singkat ini untuk melihat situasi operasi tambang, dan menindaklanjuti keresahan publik atas dampak pertambangan terhadap kawasan wisata di Raja Ampat.
"Saya itu datang ke sini untuk mengecek langsung aja kepada seluruh masyarakat, dan teman-teman sudah lihat dan saya juga melihat secara objektif apa sebenarnya yang terjadi dan hasilnya nanti dicek oleh tim saya (inspektur tambang)," papar Bahlil.
Berikut sederet pernyataan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia terkait tambang nikel di Raja Ampat, Papua Barat Daya dihimpun Tim News Beritasaja.com: