Beritasaja.com, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR dari Fraksi Kebangkitan Bangsa Rina Saadah mendesak pemerintah memastikan rencana impor sapi sebanyak 2 juta ekor untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak mengganggu peternak lokal.
Ia mengingatkan, impor sapi ini harus dibarengi dengan upaya meningkatkan kuota produksi sapi dalam negeri.
“Pemerintah harus kejelasan pemberdayaan peternak sapi lokal dan memaksimalkan hasil produksi mereka,” kata Rina dalam keterangannya, Jumat (10/1/2025).
Baca Juga
- Pantau MBG di Ciracas, Veronica Tan: Ibu-Ibu Senang Sampai Menangis Terharu
- Soal Pelaksanaan MBG, Menteri PPPA: Kami Merasa Terpanggil untuk Ikut Menyukseskan
- Selain Indonesia, 8 Negeri Ini Juga Terapkan Program Makan Siang Gratis di Pembelajaran
Diketahui Indonesia berencana untuk mengimpor 2 juta ekor sapi secara bertahap antara 2025 hingga 2029.
Rencana ini mencakup 1 juta sapi perah dan 1 juta sapi pedaging, yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan susu dan daging serta mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) pemerintah.
Advertisement
Rina mengakui kebijakan impor sapi dapat memberikan manfaat dalam jangka pendek.
Tapi pemerintah harus dapat memastikan bahwa langkah-langkah tersebut tidak merugikan petani lokal dan sektor pertanian domestik dalam jangka panjang.
Menurutnya dibutuhkan jaminan pemerintah agar produksi susu maupun daging dalam negeri bisa terserap pasar.
“Jangan sampai terjadi lagi ketika banyak peternak susu lokal yang terpaksa membuang produksi mereka karena tidak terserap oleh industri dalam negeri,” katanya.
Pemerintah Indonesia, kata Rina, telah melakukan impor sapi secara berkala sejak 1980-an.
Berbagai jenis sapi impor termasuk sapi bakalan dan sapi betina bunting masuk secara reguler ke pasar dalam negeri.
Situasi ini membuat ketergantungan pasokan daging dan susu sapi dari luar negeri cukup tinggi.
“Ini bukan pertama kali Indonesia melakukan impor sapi.
Meskipun ada upaya mencapai swasembada daging sapi sejak tahun 2000, hingga saat ini, ketergantungan pada impor masih tinggi,” katanya.