Beritasaja.com, Jakarta - Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Syaiful Huda, buka suara soal hasil pertemuan para kiai di Pesantren Tebuireng, Jombang.
Pertemuan itu meminta Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) untuk memperbaiki PKB.
Menanggapi hal itu, Huda menegaskan PBNU dan PKB mempunyai wilayahnya masing-masing, karena berada pada ranah yang berbeda.
Baca Juga
- Dasco: Gerindra Akan Kerjasama dengan PKB di Pilkada Jakarta
- Dewan Syuro PKB se-Jabar Sepakat Pertahankan Soliditas Partai
- Bertemu di Tebuireng, Ratusan Kiai Bersuara soal Hubungan PBNU-PKB
Huda bilang, PKB sebagai partai politik praktis (Parpol) dan PBNU sebagai organisasi masyarakat (Ormas) tidak bisa saling intervensi satu sama lain.
Advertisement
"Semua ada tempatnya masing-masing, semua punya wilayah masing-masing yang tidak bisa saling intervensi," kata Huda di DPP PKB, Jakarta Pusat, Selasa (13/8/2024)
Lebih lanjut, Huda mengutip perkataan Ma'ruf Amin atau Kiai Ma'ruf yang juga merupakan salah satu pendiri sekaligus ketua dewan syuro pertama PKB sebelum KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Menurutnya, PBNU dan PKB tak memiliki hubungan struktural.
"Kiai Ma'ruf sendiri sebagai pendiri PKB menyampaikan juga bahwa hubungan PKB dengan NU itu hubungan tiga hal, hubungan aspiratif, kultural, dan historis.
Tidak ada hubungan struktural," kata dia.
Selain itu, lanjut Huda konstitusi pun dengan tegas membedakan ranah partai politik praktis dengan ormas.
Undang-undang, kata dia mengatur secara struktural ranah partai politik praktis dan ormas.
"Nah pada konteks hubungan struktural, konstitusi dengan tegas memberikan koridor partai politik praktis berdasarkan Undang-undang Nomor 2 Tahun 2011, Ormas berdasarkan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2017.
Jadi ranah yang beda," jelas Huda.
"Karena itu dinamika yang terjadi terakhir itu menjadi wilayah di tempat masing-masing, tidak bisa saling intervensi," tandasnya.