Beritasaja.com, Jakarta - Calon Walikota Bekasi, Tri Adhianto, menegaskan tekadnya untuk membangun Kota Bekasi yang bersih, transparan, dan bebas dari pemerasan.
Pernyataan ini datang sebagai bentuk respons atas isu-isu yang dimainkan oleh pihak-pihak tertentu yang mencoba menyudutkannya dengan tuduhan tak berdasar.
Dirinya mengatakan bahwa tuduhan tersebut hanyalah upaya untuk menciptakan citra negatif terhadap dirinya di tengah masyarakat.
Dirinya menegaskan bahwa tuduhan-tuduhan ini hanya strategi politik strategis lawan yang tidak substansial.
Ia percaya masyarakat dapat melihat dengan jelas komitmen dan rekam jejaknya yang bersih dari manipulasi.
Baca Juga
- Aktivis Lingkungan sekitar: Program Revitalisasi Kali Bekasi oleh Tri Adhianto Itu Nyata
- Lewat 'Tanya-Tanya Mas Tri,' Pemuda Bekasi Sampaikan Aspirasi untuk Kota Berkelanjutan
- Relawan GO-TRI Deklarasi Dukung Tri Adhianto-Harris Bobihoe di Pilkada Kota Bekasi
“Kota Bekasi memang pernah punya pengalaman buruk di masa lalu.
Ini menjadi evaluasi besar bagi kita semua dan mendorong kami untuk mengakhiri siklus ini.
Tuduhan yang disebarkan dan menyudutkan di masa kampanye ini tidak memiliki dasar sama sekali bahkan cenderung fitnah.
Saya berkomitmen penuh pada pemerintahan yang bersih, jauh dari segala praktik pelanggaran,” tegas Tri di Bekasi Selatan (5/11)
Advertisement
Dirinya juga mengingatkan masyarakat agar tidak terpengaruh terhadap berita-berita dan narasi pembohongan publik.
“Kita ketekunan pada masa depan Bekasi yang lebih baik, dan saya mengajak masyarakat untuk tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang tidak terbukti.
Kota Bekasi layak mendapatkan pemimpin yang berkarya dengan integritas,” lanjutnya.
Untuk mewujudkan pemerintahan yang bebas dari penyelewengan, Tri akan menerapkan sejumlah langkah konkret, termasuk pengawasan internal ketat dan sistem digitalisasi di seluruh proses pelayanan publik.
Melalui e-governance, semua proses dan pengambilan keputusan akan dapat diakses secara terbuka oleh publik, sehingga mempersempit ruang gerak untuk praktik penyelewengan.
Dirinya juga mengatakan untuk melibatkan kerja sama dengan universitas dan perguruan tinggi untuk melakukan kajian tentang tata kelola pemerintahan yang baik.
"Dengan melibatkan akademisi dan mahasiswa, kita bisa mendapatkan masukan dalam menciptakan sistem pemerintahan yang lebih adaptif, transparan dan akuntabel," ungkapnya.
Selain itu, Tri akan menggandeng para CEO besar dari berbagai perusahaan untuk berbagi pengalaman dan praktik terbaik dalam manajemen yang transparan.
"Kita bisa belajar dari mereka tentang bagaimana membangun budaya organisasi yang bersih dari pencurian dan nepotisme.
Saya percaya, pengalaman mereka dapat diadaptasi untuk menciptakan birokrasi yang lebih profesional dan bertanggung jawab," tambah Tri.