Beritasaja.com, Jakarta - Pengamat Pemerintahan Adi Prayitno mengunggah komentar, terkait panas-dingin hubungan PKS dan Anies yang tampak pecah kongsi di Pilgub Jakarta 2024.
Hal itu terlihat dari foto headline sejumlah portal berita yang ditampilkan di Instagram pribadinya.
“Kesimpulan perpolitikan kita itu sederhana.
Jangan pernah baper.
Jangan dibawa ke hati.
Hari ini lawan besok bisa kawan,” kata Adi seperti dikutip Minggu (11/8/2024).
Baca Juga
- Megawati Akan Umumkan Calon Kepala Daerah PDIP pada 14 Agustus 2024, Termasuk Jakarta?
- Bakal Cabup Pilkada 2024 Eman Suherman Komitmen Hadirkan Ribuan Lapangan Kerja di Majalengka
- Anies Akui Sudah Jalin Bicara dengan PDIP: Pak Hasto Bukan Kenal Saya Baru Sekarang
Direktur Eksekutif Parameter Perpolitikan Indonesia (PPI) ini meyakini, prinsip utama politik dalam negeri adalah mendapat keuntungan pribadi dan kelompok.
Tujuannya, mendapat kekuasaan dengan cara apapun.
Advertisement
“Demi mengejar keuntungan pribadi dan kelompoknya itu, praktik politik strategis yang terjadi kerap brutal dan membabi buta.
Persahabatan dikorbankan.
Pertemanan diingkari.
Berbohong dan ingkar janji perkara biasa.
Bahkan ada yang rela menghabisi partainya sendiri.
Semua demi keuntungan politik luar negeri,” tutur Adi.
Sebagai Dosen Ilmu Tata negara dari UIN Syarif Hidayatullah, Adi mempertanyakan soal letak idealisme berpolitik, menurut dia hal itu tempatnya hanyalah di ruang kelas dan keranjang sampah.
“Ironis memang.
Kenegaraan sejauh ini tak gunakan teori sebagai panduan.
Rata-rata anti teori,” tegas Adi.
Adi membuka, apa yang terjadi di Pilkada hari ini adalah fenomena demokrasi elit.
Sebab, yang bisa menentukan seseorang bisa maju adalah murni kehendak elit partai.
“Michel dan Winter menyebutnya dengan oligarki kenegaraan.
Oligarki elit merujuk pada segelintir elit determinan yang bisa mendesain pencalonan kompetisi,” Adi menandasi.