Beritasaja.com, Jakarta Dalam pemilihan umum presiden Amerika Serikat yang baru saja berakhir, Donald Trump kembali terpilih sebagai Presiden AS.
Kali ini, Trump memilih JD Vance sebagai pendampingnya.
Terpilihnya Vance sebagai wakil presiden AS telah menarik perhatian banyak pihak, mengingat latar belakang dan sikap politiknya yang kerap memicu perdebatan.
Sebagai Senator dari Ohio, JD Vance menjadi pilihan utama Trump untuk membawa semangat "America First" yang berfokus pada nasionalisme dan kebijakan proteksionis yang mengedepankan kepentingan pekerja AS.
Sebagai wakil presiden AS terpilih, JD Vance dikenal sebagai figur yang tak hanya mewakili pandangan politik dalam negeri Trump tetapi juga memahami isu-isu yang dihadapi kelas pekerja Amerika, terutama di wilayah Midwest dan Rust Belt.
Dukungan kuatnya terhadap kebijakan antiimigrasi dan kritik tajamnya terhadap pengaruh China mencerminkan komitmen politik dalam negeri yang sejalan dengan prinsip-prinsip Trump.
Terlepas dari pandangan kontroversialnya, kehadiran Vance sebagai wakil presiden AS diprediksi akan memperkuat basis dukungan Trump di berbagai domisili bagian kunci.
Sosok JD Vance sebagai wakil presiden AS bukan tanpa kontroversi.
Dengan latar belakang keluarga yang sederhana dan masa kecil yang penuh tantangan, Vance muncul sebagai simbol perjuangan kelas pekerja yang tersingkirkan.
Memoar yang ditulisnya, "Hillbilly Elegy," berhasil menggambarkan realitas kehidupan di kawasan pedesaan Amerika yang terabaikan.
Dari perjalanan hidupnya yang penuh lika-liku hingga pandangan politik dalam negeri yang tajam, JD Vance siap membawa suara Amerika yang terlupakan ke Gedung Putih.
Advertisement
Mari lebih mengenal sosok JD Vance, Wakil Presiden Amerika Serikat terpilih, dalam rangkuman yang telah Beritasaja.com susun, pada Jumat (8/11).