Beritasaja.com, Jakarta - Kebakaran genset induk RS Citra Arafiq sempat melumpuhkan pelayanan di rumah sakit tersebut.
Uniknya, saat kebakaran genset, terdapat pasien yang sedang menjalani operasi hingga dilanjutkan menggunakan lampu handphone.
Seperti yang dialami salah satu pasien, Bambang Irianto mengatakan, pada peristiwa kebakaran genset induk RS Citra Arafiq, dirinya sedang berada di ruang operasi.
Kala itu, Bambang menjalani operasi di kaki karena terdapat benjolan.
Baca Juga
- Top 3 News: Gereja di Cimanggis Depok Kebakaran, Sempat Terdengar Ledakan
- Jawab Sindiran Wakil Wali Kota Depok Usai Kebakaran Gereja, Sandi: Yang Kuasa Kasih Lihat Pak
- Manajemen RS Citra Arafiq Duga Kebakaran Genset Induk Karena Puntung Rokok
“Saya sempat dibius setengah badan saat akan menjalani operasi hingga selesai operasi,” ujar Bambang, Kamis (25/7/2024).
Advertisement
Saat tindakan operasi, secara mengejutkan lampu padam dan suasana malam itu cukup mencekam.
Selain lampu padam, Bambang sempat mendengar pasien lain yang teriak akibat lampu padam.
Begitupun dengan Bambang di ruang operasi, dokter dan perawat berusaha menyelesaikan tindakan dengan bantuan lampu handphone.
Dikarenakan kondisi mendesak, tenaga medis tidak dapat menyelesaikan tindakan akhir yaitu menjahit luka.
“Semalam dokter pakai lampu HP, belum dijahit.
Ada perawat lain tapi dia ke pasien lain di sebelah sedang teriak-teriak mau lahiran, perawat ke sana untuk mengontrol,” kenang Bambang.
Setelah menenangkan pasien lain, perawat tersebut ke ruangan dan membawa Bambang keluar.
Bambang dievakuasi menggunakan tangga darurat dengan kondisi luka terbuka.
“Saya dibawa keluar lewat tangga darurat, dokternya balik lagi ke ibu yang mau melahirkan itu.
Sampai dibawa saya lihat ramai ada ambulance, saya dibawa ke perumahan, lutut saya belum dijahit masih terbuka kemudian diplester supaya darah tidak bercucuran,” jelas Bambang.
Dari penglihatannya, Bambang dibawa tenaga medis ke sebuah perumahan yang berada di depan RS Citra Arafiq.
Tindakan medis terus dilakukan kepada Bambang, perawat menutup lukanya dengan plester dan selang 15 menit kemudian, Bambang akhirnya dirujuk ke RS Bhayangkara Brimob.
“Awalnya saya tidak panik, namun rasa cemas menyerang saat mendengar pasien lain histeris.
Sekitar 15 menit saya dibawa ke RS Brimob bareng suster.
Disini ditangani, perawat cekatan, saya dibawa ke ruang operasi, nyalain lampu dan dijahit.
Dievakuasi dalam kondisi baru selesai, luka belum dijahit,” ungkap Bambang.