Beritasaja.com, Jakarta - Bakal calon gubernur Jakarta Ridwan Kamil alias RK berharap momen debat Pilkada Jakarta 2024 tidak diwarnai dengan saling menjelekkan antarpasangan calon.
Demokrasi Indonesia dinilainya akan lebih maju tanpa adanya hal tersebut.
"Karena saya ingin membawa pilkada ini dengan riang gembira, tidak menjelek-jelekkan, tidak boleh nanti debat ngomongin orang, kita nggak mau ya Pak.
Kita fokus pada solusi warga Jakarta, nggak mau.
Semua orang mencintai Jakarta dengan caranya.
Tidak perlu kita ngomongin pribadi-pribadi.
Kita kejelasan," tutur RK di kawasan Jakarta Selatan, Minggu (1/9/2024).
Baca Juga
- Ridwan Kamil Pastikan Peduli Jakmania: Tapi Tak Mau Seolah Manfaatkan Sepak Bola untuk Politis
- Relawan Prabowo-Gibran Deklarasi Dukung Ridwan Kamil-Suswono di Pilkada Jakarta
- Perintah Prabowo ke Ridwan Kamil: Jakarta Butuh Teknokrat Usai Tak Lagi Jadi Ibu Kota
RK mengibaratkan persaingan paslon di pilkada layaknya menu yang tersedia di setiap restoran berbeda.
Sementara program dan gagasan merupakan kelezatan dari sajiannya.
Advertisement
"Ibarat tiga restoran kita jualan, menunya ini menu saya loh paling enak, paling gurih, paling lezat, paling murah, kan begitu.
Silakan pilih.
Memang ada saingan, restoran sebelah dua, tapi kami menu yang paling keren, kan begitu harusnya," jelas dia.
"Bukan, oh pilihlah kami karena restoran sebelah AC-nya mati atau mahal, atau apa, nggak gitu lah.
Jadi kita harus naik kelas, demokrasi kita harus naik kelas, harapannya ada di wajah Jakarta," sambungnya.
Menurut RK, duet paslon Rido telah menyiapkan berbagai solusi utama, baik urusan polusi, macet, pemerataan pembangunan dan berkeadilan, hingga sikap pemerintahan yang responsif.
Termasuk juga urusan mencegah kebencanaan seperti jual beli lahan parkir air untuk mengatasi banjir dan lainnya.
"Ada tujuh, puluhan gagasan yang sedang kami klasterisasi.
Kalau dibahas terlalu panjang, Tapi intinya, kami membawa solusi.
Kami membawa solusi agar berkeadilan, menghadirkan solusi.
Untuk masalah rutin, ya banjir, polusi, kemacetan, dan menghadirkan yang tidak ada jadi ada, karena kita mau naik kelas jadi kota global," RK menandaskan.