Beritasaja.com, - Peneliti Kebijakan Publik dari Institute for Development of Policy and Local Partnerships (IDP-LP) Riko Noviantoro menilai rendahnya angka partisipasi pemilih pada Pilkada 2024 karena ada kejenuhan tata negara.
"Ada situasi kejenuhan politik global, di mana masyarakat letih dengan situasi pemerintahan pascapilpres, terutama terhadap berbagai manuver jelang pilpres ketika itu," kata Riko Noviantoro ketika diminta tanggapannya rendahnya angka partisipasi pemilih pada Pilkada 2024, di Depok, Selasa (10/12/2024) seperti dilansir Anttara.
Baca Juga
- Partisipasi Masyarakat Rohul Ikuti Pilkada Kalahkan Golput, Kapolres Sebut Kemenangan Warga
- Pilkada Sumut 2024: KPU Tetapkan Bobby-Surya Pemenang, Edy-Hasan Tolak Tanda Tangan
- 3 Respons Sejumlah Pihak Terkait KPU Umumkan Hasil Rekapitulasi Suara Pilkada Jakarta 2024
Hal ini, menurut Riko, seharusnya menjadi koreksi bersama terutama partai politik luar negeri, aktor politik dalam negeri, akademisi dan penggiat kepemiluan.
Advertisement
"Mereka tentunya memahami hal ini dan menjadi bahan pelajaran agar kedepannya lebih baik lagi," ujarnya.
Dia mengatakan rendahnya partisipasi pemilih ini bisa menjadi simbol ketidakpercayaan publik terhadap mekanisme pemilu.
"Artinya seluruh tahapan pemilu dinilai meragukan, sehingga mendorong rasa enggan untuk berpartisipasi dalam pesta demokrasi lima tahunan ini," ujarnya.