Beritasaja.com, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Golkar Nurdin Halid, mengatakan dalam pelaksanaan musyawarah nasional (Munas) akan selalu ada perubahan Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga (AD/ART).
"Setiap kita munas selalu ada perubahan AD/ART, karena AD/ART harus dinamis, harus antisipatif terhadap perkembangan situasi nasional, situasi global," kata Nurdin, kepada wartawan di Jakarta, Rabu (14/8/2024).
Baca Juga
- Isu Jokowi Jadi Dewan Pembina Golkar, Agus Gumiwang: Nanti Ditentukan di Munas
- Kata AGK Soal Bahlil Safari ke Jokowi dan JK, Minta Restu Jadi Ketum Golkar?
- Soal Bahlil Bakal Jadi Ketum Golkar Pengganti Airlangga, AGK: Insya Allah
Kendati demikian, Nurdin Halid menegaskan, perubahan AD/ART bukan untuk satu orang saja.
Melainkan, untuk menyesuaikan situasi dan kondisi ke depan.
Advertisement
Nurdin pun bercerita bahwa, perubahanAD/ART pernah dilakukan saat munas.
Namun, bukan untuk satu pihak saja.
"Jadi tidak diubah hanya untuk seseorang, ini harus disesuaikan dengan antisipatif keadaan, seperti munas lalu kita ubah anggaran dasar beberapa pasal, tapi tidak dimaksudkan berubah untuk seseorang, anggaran dasar itu kewenangan munas, jadi apapun kehendak munas itu bagian dari keputusan," imbuh dia.
Nurdin juga mengatakan partai berlambang pohon beringin itu sudah terbiasa dalam menghadapi turbulensi, seperti peralihan kepemimpinan yang berlangsung singkat pada akhir-akhir ini.
Buktinya, kata dia, Airlangga Hartarto yang menyatakan mundur sebagai Ketua Umum pada Minggu (11/8), lalu dua hari kemudian sudah langsung ada penggantinya.
Adapun pada Selasa (13/8), Partai Golkar mengumumkan Agus Gumiwang Kartasasmita diangkat menjadi Plt Ketua Umum.
"Sesudah itu kita menetapkan Rapimnas, kemudian Munas, karena Rapimnas adalah bagian daripada institusi organisasi untuk menjustifikasi pelaksanaan Munas," kata Nurdin.
Walaupun terbilang berlangsung singkat, menurutnya, keputusan-keputusan partai tersebut dilalui dengan musyawarah dan mufakat, sehingga nantinya pemilihan ketua umum definitif pun tidak akan terhambat dalam proses Munas.
Selain itu, menurutnya, turbulensi yang terjadi di Partai Golkar itu pun bukan merupakan "cawe-cawe" dari pemerintah, karena dia mengaku sudah memimpin Munas Golkar selama tiga kali, dan tidak ada intervensi tersebut.
"Karena kita punya mekanisme dan sistem tersendiri," kata mantan Ketua Umum PSSI itu.