Beritasaja.com, Jakarta - Menteri Edukasi Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti menegaskan bahwa "deep learning" atau pembelajaran mendalam adalah pendekatan belajar untuk meningkatkan kapasitas siswa, bukan kurikulum edukasi.
"'Deep learning' itu bukan kurikulum.
Itu pendekatan belajar," ujarnya saat ditemui usai acara "Pak Menteri Ngariung" untuk menampung aspirasi para sastrawan di halaman kantor Badan Bahasa, Jakarta, Jumat malam, 8 November 2024.
Baca Juga
- Wamen Stella Christie hingga Giring Ganesha Raker Perdana Dengan Komisi X DPR
- Viral 3 Siswa SDIT di Pandeglang Dipulangkan karena Nunggak SPP, Ini Respons Mendikdasmen
- Jadi Menteri Edukasi Dasar-Menengah, Ini Kata Abdul Mu'ti soal Kelanjutan Merdeka Belajar
Sebelumnya, perbincangan di media sosial sempat ramai tentang kurikulum baru "deep learning" yang dianggap akan menggantikan Kurikulum Merdeka.
Advertisement
Mu'ti menegaskan, Kementerian Edukasi Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) hingga kini masih mengkaji kurikulum edukasi yang akan diterapkan di Indonesia dan belum memutuskan untuk mengganti Kurikulum Merdeka.
"Belum ada keputusan soal itu.
Yang saya sampaikan itu soal pendekatan belajarnya," kata dia yang dikutip dari Antara.
Dalam diskusi bersama sastrawan tersebut, disampaikan juga aspirasi mengenai pembelajaran tentang sastra Indonesia yang sebaiknya masuk ke dalam kurikulum edukasi dasar, utamanya sejak usia dini.
Terkait hal tersebut, Mendikdasmen Abdul Mu'ti merespon bahwa pihaknya akan terus mengkaji materi-materi pembelajaran, termasuk urutan dan pembobotan agar tidak terlalu membebani siswa maupun guru.
"Nanti memang kita akan kaji semua, materi-materi catatan akan kita lihat lagi, juga kita lihat karena tadi sudah banyak masukan, termasuk menyangkut urutan, pembobotan dan sebagainya, tetapi memang tidak dalam waktu dekat, karena ini berada di pertengahan semester," katanya.