Beritasaja.com, Jakarta - Wakil Presiden Ma'ruf Amin, menyesalkan tindakan Israel membunuh pemimpin organisasi perlawanan Palestina Hamas Ismail Haniyeh.
Ia mengatakan, tindakan tersebut justru dapat mengganggu upaya perundingan damai antara Israel dan Palestina.
Tak hanya itu, kata Ma'ruf, pembunuhan terhadap Ismail Haniyeh bisa memicu ketegangan yang lebih besar di kawasan Timur Tengah.
Advertisement
Baca Juga
- Airlangga Sebut Peluang PKS Gabung KIM Tergantung Keputusan Prabowo
- Mahfud Md Sebut Vonis Bebas Ronald Tannur Tidak Masuk Akal
- Ronald Tannur Penganiaya Dini Sera hingga Tewas Divonis Bebas, Mahfud Md: Hakim Harus Diperiksa
"Dengan kematian akibat pembunuhan ini bisa-bisa rencana perundingan itu jadi mentah kembali karena masalahnya kan di tengah-tengah upaya rencana perundingan, terjadi pembunuhan.
Ini bisa memicu ketegangan lebih besar di Timur Tengah," kata Ma'ruf dilansir dari Antara, Jumat (2/8/2024).
Ma'ruf pun mengecam tindakan Israel membunuh Ismail Haniyeh di tengah kunjungannya menghadiri upacara pelantikan Presiden Iran.
"Kita terlalu menyayangkan cara-cara Israel yang juga sudah membunuh rakyat melakukan genosida tetapi juga membunuh pemimpin di republik lain ketika dia menghadiri upacara pelantikan Presiden Iran.
Itu saya kira tidak etis cari kesempatan seperti itu," ucap Ma'ruf.
Ma'ruf juga menyampaikan belasungkawa atas wafatnya Ismail Haniyeh.
Ia menilai, Haniyeh sebagai pejuang kemerdekaan Palestina.
"Saya menyampaikan turut belasungkawa atas wafatnya Ismail Haniyeh pemimpin tertinggi Hamas sebagai pejuang kemerdekaan.
Saya melihatnya pejuang kemerdekaan yang berjuang untuk kemerdekaan Palestina dalam penjajahan Israel," ujar Ma'ruf.
Sebelumnya, Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh dan salah satu pengawalnya tewas setelah kediamannya jadi sasaran penyerangan di Teheran, Iran.
Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) telah mengonfirmasi hal ini.
"Pagi ini, kediaman Ismail Haniyeh di Teheran diserang, mengakibatkan dia dan salah satu pengawalnya tewas.
Penyebabnya sedang diselidiki dan akan segera diumumkan." kata Garda Revolusi seperti dikutip dari Haareetz.
Politikus veteran Hamas Moussa Abu Marzouk mengatakan bahwa "pembunuhan" Haniyeh adalah "tindakan pengecut yang tidak akan berlalu begitu saja tanpa ada tanggapan."
Sementara itu, pejabat Hamas Sami Abu Zuhri mengatakan kepada Reuters bahwa pembunuhan Haniyeh di Iran merupakan eskalasi serius yang tak akan mencapai tujuannya.