Beritasaja.com, Jakarta Lembaga survei LSI Denny JA merilis hasil hitung cepat atau quick count 7 provinsi di Indonesia, termasuk Jakarta.
Peneliti LSI Denny JA Ardian Sopa mengatakan, hasil quick count belum bisa menunjukkan siapa pemenang Pilkada Jakarta 2024.
Menurut Ardian, pemenang Pilkada Jakarta tak hanya ditentukan dengan suara terbesar, tetapi juga harus melebihi 50% + 1 suara.
Baca Juga
- Hasil Quick Count: Paslon Incumbent Menang Fenomenal Lawan Kotak Kosong di Pilkada Ciamis 2024
- Menang Pilgub Kalteng, Agustiar-Edy Unggul Versi Quick Count LSI Denny JA
- Data Hitung Cepat Rampung, LSI Denny JA Belum Pastikan Pilkada Jakarta Bakal Satu atau Dua Putaran
Berdasarkan hasil hitung cepat sementara, Pilkada Jakarta juga belum bisa dipastikan apakah berlangsung satu atau dua putaran.
Advertisement
"Kita sampai saat ini LSI Denny JA tak bisa menentukan satu atau dua putaran karena ada margin of error +/- 1 persen," kata Ardian dalam keterangannya, dikutip Kamis (28/11/2024).
Ardian merinci, hasil quick count LSI Denny JA dengan data sampel masuk 99,0 persen dan voters turn out (VTO) 53,05 persen memperlihatkan cagub-cawagub nomor urut 3 Pramono Anung-Rano Karno unggul diangka 49,95 persen.
Disusul cagub-cawagub nomor urut 1 Ridwan Kamil-Suswono di angka 39,37 persen.
Kemudian, di posisi buncit ada cagub-cawagub nomor urut 2 Dharma Pongrekun dan Kun Wardana Abyoto di angka 10,68 persen.
"Jadi kalau misalnya nanti perolehan Pramono-Bang Doel ini di angka 50 + 1 suara, tentu itu kan bisa menjadi satu putaran.
Tapi kalau misalnya ternyata di bawah itu karena kita ada margin of error, itu tentu tidak menjadi satu putaran," jelas Ardian.
Ardian menyampaikan, quick count adalah perhitungan suara di sejumlah sampel TPS yang dipilih secara acak dan proposional dari seluruh populasi TPS yang ada.
Quick count harus dilakukan secara profesional dan proporsional, sebab tanpa kemampuan tersebut bisa saja penanggung jawab melakukan kesalahan hasil.
"Ini memang kita harus menunggu real count atau rekapitulasi daripada KPU, sehingga nanti KPU yang menyampaikan kira-kira apakah DKI Jakarta satu atau dua putaran," ucap Ardian.