Beritasaja.com, Jakarta - Ketua KPU Jakarta Wahyu Dinata mengakui, berdasarkan evaluasi pemungutan suara yang berlangsung 27 November 2024, terlihat di sejumlah tempat pemungutan suara (TPS) tidak terlalu padat.
Menurut dia, ada kemungkinan penurunan partisipasi pemilih ketimbang Pemilihan Presiden (Pilpres).
“Memang menurut pemantauan kami, alur pemilih di TPS agak renggang ya, tapi kami belum tahu angka pastinya, berapa tingkat partisipasi, tapi untuk pilkada memang cendrung biasanya lebih rendah dari Pilpres,” kata Wahyu saat jumpa pers di Kantor KPU Jakarta, Kamis (28/11/2024).
Baca Juga
- Dapat 10 Persen di Pilkada Jakarta Versi Quick Count, Dharma Pongrekun Ogah Disebut Kalah
- Partisipasi Publik Pilkada Jakarta Hanya 58%, Keraguan Pemilih Muda Dinilai Penyebabnya
- Relawan Pendukung RIDO Yakin Pilkada Jakarta 2 Putaran
Wahyu menjelaskan, tingkat partisipasi di Pilkada 2007 sekitar 65 persen, di tahun 2012 yakni 65 persen.
Kemudian di tahun 2017 meningkat hingga lebih 70 persen.
Advertisement
Dia memastikan, saat ini KPU Jakarta kami sedang melakukan rekap suara guna mengetahui jumlah pasti dari partisipasi pemilih di Pilgub Jakarta 2024.
Jika hasilnya menurun, maka akan menjadi catatan dan evaluasi di Pilgub Jakarta berikutnya.
“Tentu kami akan melakukan evaluasi, kalau memang ada penurunan tingkat partisipasi.
Apakah memang disebabkan karena program-program kami yang kurang baik di masyarakat, atau memang ada kondisi tertentu ya, karena saya berkoordinasi dengan beberapa teman di provinsi yang lain, di provinsi yang lain juga mengalami partisipasi yang tidak terlalu bagus,” dia menandasi.