Beritasaja.com, Jakarta - Presiden ke-5 Republik Indonesia sekaligus Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri tak kuasa menahan haru ketika membagikan pengalaman spiritualnya saat berziarah ke makam Imam Al-Bukhari di Uzbekistan pada September 2024.
Suaranya pun bergetar ketika memanjatkan doa di makam Imam Al-Bukhari.
Hal itu diungkapkan Megawati dalam sambutan pada pertunjukan teater musik ‘Imam Al-Bukhari dan Sukarno’ sebuah kolaborasi seni Indonesia-Uzbekistan yang digelar di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ), Jakarta, pada Selasa (15/4/2025) malam.
Baca Juga
- Megawati Hadiri Pertunjukan Teater Seni Musik Imam Al Bukhari-Soekarno di GKJ
- Puan: Akan Ada Pertemuan Lanjutan Antara Megawati dan Prabowo
- PKS Puji Sikap PDIP, Tetap di Luar Pemerintahan Meski Prabowo dan Mega Sudah Bertemu
Megawati menceritakan, ziarahnya ke makam Imam Al-Bukhari dilakukan saat ia menerima gelar Profesor Kehormatan dari Universitas Silk Road Uzbekistan.
Advertisement
"Hati saya bergetar secara spiritual saat berdoa di makam tersebut.
Saya membayangkan perjuangan Imam Al-Bukhari dan jejak Bung Karno yang pernah berziarah ke sana pada 1956," kata Megawati dengan suara bergetar dan menitihkan air matanya seperti dikutip dari siaran pers, Rabu (16/4/2025).
Diketahui, Imam Al-Bukhari, bernama lengkap Abu Abdillah Muhammad bin Ismail al-Bukhari, adalah ulama besar kelahiran Bukhara (kini Uzbekistan) pada 810 Masehi.
Ia dikenal sebagai ahli hadis yang karyanya, Shahih Al-Bukhari, menjadi rujukan utama umat Islam.
Megawati pun memuji metodologi ilmiahnya yang ketat dalam memverifikasi hadis, termasuk meneliti integritas moral setiap perawi.
"Ini adalah bentuk keilmuan yang teliti dan nilai integritas yang tinggi, relevan hingga hari ini," ujar dia.
Megawati juga mengisahkan bagaimana sang ayah yakni Soekarno yang berperan kunci dalam memulihkan makam Imam Al-Bukhari.
Sebab, kunjungan Bung Karno ke Uni Soviet pada 1956 membawa dampak besar, dimana makam yang sempat terlupakan kemudian dirawat dan menjadi destinasi wisata religi.
"Langkah kecil Bung Karno itu membuka pintu bagi kebangkitan warisan Islam di Asia Tengah," katanya.