Beritasaja.com, Jakarta - Kejaksaan Agung (Kejagung) melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah pejabat PT Antam Tbk terkait kasus pelanggaran impor emas, yakni pada pengelolaan kegiatan usaha komoditi emas tahun 2010 sampai dengan 2022.
“Ada empat saksi diperiksa untuk tersangka HN dan kawan-kawan,” tutur Kapuspenkum Kejagung Harli Siregar dalam keterangannya, Kamis (19/9/2024).
Baca Juga
- Kejagung Periksa Eks Dirut PT Acset Indonusa Terkait Kasus Pelanggaran Tol MBZ Japek II
- Tes Temu Capim KPK, Kapuspenkum Kejagung Ditanya soal Ini
- Sidang Pelanggaran Timah, Saksi Sebut Dana CSR Rp1,6 Miliar dari PT SIP
Para saksi yang diperiksa adalah MRT selaku Manager Marketing pada Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia (UBPP LM) PT Antam Tbk tahun 2009-2011, dan AK selaku Eks Marketing Manager UBPP LM PT Antam Tbk.
Advertisement
Kemudian BW selaku Mantan Direktur Utama (Dirut) PT Emas Antam/Marketing Manager UBPP LM PT Antam Tbk tahun 2011-2014, serta HK selaku Vice President Risk Management PT Antam Tbk tahun 2020.
“Pemeriksaan saksi dilakukan untuk memperkuat pembuktian dan melengkapi pemberkasan dalam perkara dimaksud,” kata Harli.
Sebelumnya, Kejaksaan Agung (Kejagung) menetapkan tujuh tersangka baru terkait kasus dugaan tindak pidana pelanggaran pada pengelolaan kegiatan usaha komoditi emas tahun 2010 sampai dengan 2022.
Lima di antaranya menjadi tahanan kota dengan alasan sakit.
“Dari tujuh orang yang ditetapkan sebagai tersangka, dua orang ditahan di rumah tahanan kerajaan.
Sedangkan lima orang lainnya ditahan dengan status tahanan kota, dengan alasan setelah dokter melakukan pemeriksaan kesehatan kebugaran jasmani terhadap lima orang tersangka ini, maka dengan mempertimbangkan segala sesuatu, karena alasan sakit, maka penyidik berketetapan melakukan penahanan kota,” tutur Kapuspenkum Kejagung Harli Siregar kepada wartawan, Jumat (19/7/2024).
Lima tersangka yang menjadi tahanan kota adalah James Tamponawas (JT), Suryadi Jonathan (SJ), Djudju Tanuwijaya (DT), Lindawati Efendi (LE), dan Ho Kioen Tjay (HKT).
Sementara tersangka Gluria Asih Rahayu (GAR) dan Suryadi Lukmantara (SL) ditahan di Rutan Salemba Cabang Kejagung selama 20 hari ke depan.
“Kami sampaikan dalam kurun waktu 2010 sampai 2021 saudari LE, saudara SL, saudara SJ, saudara JT, saudara HKT, saudari GAR, dan saudara DT, masing-masing selaku pelanggan jasa manufaktur UBPPLM PT Antam persero telah secara melawan hukum melakukan persengkokolan dengan para General Manager UBPPLM yang telah dilakukan penahanan sebelumnya,” jelas dia.
Menurut Harli, para tersangka bersama General Manager Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia (UBPP LM) menyalahgunakan jasa manufaktur sehingga mereka tidak hanya menggunakan untuk pemurnian, peleburan, dan pencetakan saja, melainkan juga untuk melekatkan merek LM Antam tanpa didahului kerja sama dan membayar kewajiban ke PT Antam.
“Agar meningkatkan nilai jual LM para tersangka.
Para tersangka mengetahui dan menyadari bahwa hal tersebut bertentangan dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku karena LM Antam nerupakan merek dagang milik PT Antam yang memiliki nilai ekonomis,” Harli menandaskan.