Beritasaja.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menjawab tudingan bahwa dirinya melakukan upaya penjegalan agar Anies Baswedan tak bisa maju Pilkada 2024.
Dia mengaku heran banyak tudingan yang menyebut dirinya menjegal dan menghambat pencalonan seseorang.
"Saya kan ditudang-tuding, kan banyak banget, tidak hanya itu saja, dituding menjegal, dituding menghambat, dituding," kata Jokowi di Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta Timur, Jumat (30/8/2024).
Baca Juga
- Perdebatan Pura-pura Jokowi di Istana yang Jadi Sorotan, Tak Ada Kamera dan Alat Rekam Wartawan
- VIDEO: Jokowi Minta Warga yang Ingin Bayi Tabung Tidak Pergi ke Singapura atau Malaysia
- Jokowi Terima Penghargaan dari FAO, Dinilai Konsisten Wujudkan Ketahanan Pangan
Dia menegaskan, pencalonan kepala daerah merupakan urusan partai kenegaraan dan koalisi partai.
Jokowi menuturkan partai kenegaraan dan koalisi memiliki mekanisme dalam mencalonkan seseorang menjadi kepala daerah.
Advertisement
"Ya tapi kan itu urusan partai kenegaraan, mau mencalonkan dan tidak mencalonkan itu urusan koalisi, urusan partai kenegaraan, ada mekanisme, ada proses di situ," ujar dia.
Jokowi menekankan dirinya bukan ketua maupun pemilik partai kenegaraan.
Sehingga, dia mengaku tak memiliki wewenang dalam menentukan pencalonan kepala daerah.
"Saya bukan ketua partai, saya juga bukan pemilik partai, supaya tahu semua, apa urusannya?" jelas Jokowi.
Sebelumnya, PDI Perjuangan sempat hampir dipastikan bakal mengusung Anies Baswedan sebagai calon gubernur di Pilkada Jawa Barat (Jabar).
Namun, upaya mereka gagal di momen krusial karena campur tangan pihak luar yang semua tiba-tiba berubah pada malam hari.
Ketua DPD PDIP Jabar, Ono Surono mengatakan, Anies Baswedan memenuhi semua unsur kriteria untuk memimpin Jawa Barat.
Kapasitas dan pengalaman memimpin wilayah DKI Jakarta, bisa diterapkan di wilayah Jabar.
Bicara di antara kedua belah pihak sudah intens sejak Rabu, 28 Agustus 2024.
Hingga Kamis, 29 Agustus 2024 sore, pembahasan pengurus partai di tingkat pusat sudah positif.