Beritasaja.com, Jakarta - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi membantah membuat kebijakan vasektomi sebagai syarat bagi masyarakat untuk menerima bantuan sosial (bansos) dari pemerintah provinsi.
"Tidak ada kebijakan vasektomi.
Tidak ada.
Tidak ada kebijakan itu," kata Dedi Mulyadi di Kantor Kementerian Hak Asasi Manusia, Jakarta, Kamis (8/5/2025) dilansir Antara.
Baca Juga
- Zero ODOL Target Mulai Juni 2025, Riau dan Jawa Barat jadi Tempat Uji Coba
- Bertemu Dedi Mulyadi, Seorang Ibu Minta Anaknya Dibawa ke Barak Karena Kelahi Pakai Celurit
- Temui Menteri HAM, Dedi Mulyadi Bahas soal Pelajar Bermasalah Ditempatkan di Barak Militer
Dedi menyatakan, syarat keluarga berencana (KB) merupakan sebuah anjuran, terlebih kepada calon penerima bansos yang telah memiliki banyak anak.
Meski begitu ia tidak menampik bahwa KB utamanya dianjurkan kepada laki-laki.
Advertisement
"Bisa dilihat di media sosial saya.
Media sosial saya adalah kepada penerima bantuan yang anaknya banyak, diharapkan berkeluarga berencana, dan berkeluarga berencana itu kalau bisa yang melakukan laki-laki.
Dan tidak vasektomi saja, kan, ada yang lain, ada pengaman," kata Dedi.
Sebelumnya, di Bandung, Senin (28/4/2025), Dedi Mulyadi berencana menjadikan kepesertaan KB sebagai syarat bagi masyarakat untuk menerima bantuan mulai beasiswa hingga berbagai bansos dari provinsi.
Hal ini, kata Dedi, bertujuan agar pemberian bantuan pemerintah, termasuk dari provinsi, lebih merata dan tidak terfokus pada satu pihak atau satu keluarga saja, mulai dari bantuan kesehatan umum, kelahiran, hingga bantuan lainnya, keluarga yang itu-itu saja.
"Jadi seluruh bantuan pemerintah nanti akan diintegrasikan dengan KB.
Jangan sampai kesehatannya dijamin, kelahirannya dijamin, tapi nasional menjamin keluarga itu-itu juga.
Yang dapat beasiswa, yang bantuan melahirkan, perumahan keluarga, bantuan nontunai keluarga dia, nanti uang nasional mikul di satu keluarga," kata Dedi Mulyadi, dilansir Antara Senin (28 April 2025).
Kebijakan ini dinilai Dedi sebagai jalan keluar, karena saat ini keluarga tidak mampu banyak yang melahirkan dengan cara operasi sesar, yang per tindakannya sedikitnya Rp25 juta.
"Uang segitu bisa untuk bangun rumah kan.
Makanya berhentilah bikin anak kalau tidak sanggup, menafkahi dengan baik," ucap Dedi Mulyadi.