Beritasaja.com, Jakarta - Pengamat Pemerintahan Adi Prayitno mengunggah komentar, terkait panas-dingin hubungan PKS dan Anies Baswedan yang tampak pecah kongsi di Pilgub Jakarta 2024.
Adi menyinggung, realitas seseorang yang berada di puncak popularitas belum tentu mendapat tiket di kontestasi pesta demokrasi dengan mudah.
“Kalau ada orang yang merasa popularitasnya menyentuh ‘langit ketujuh’, punya rekam jejak mentereng, dan seterusnya, belum tentu mendapat dukungan partai berlayar di Pilkada.
Kuncinya adalah jangan heran dan jangan bawa perasaan (baper),” kata Adi Prayitno seperti dikutip Minggu (11/8/2024).
Baca Juga
- Soal Pilkada 2024, Adi Prayitno: Berbohong dan Ingkar Janji Perkara Biasa
- Anies Akui Sudah Jalin Bicara dengan PDIP: Pak Hasto Bukan Kenal Saya Baru Sekarang
- PKS Buka Opsi Gabung KIM Plus, Anies: Setahu Saya Belum Ada Perubahan Keputusan
Direktur Eksekutif Parameter Pemerintahan Indonesia ini mengingatkan, dalam banyak hal elite partai punya kalkulasi lain.
Menurut dia, hal itu menjadi watak dasar pemerintahan di Indonesia.
Maka dari itu, bagi siapa pun yang ingin ‘berkuasa’ harusnya segera masuk menjadi bagian dari partai sebagai kader.
Advertisement
“Kuasa elite fenomena demokrasi mesti jadi daftar penting bagi siapa pun yang tak berpartai, tapi punya syahwat kekuasaan, harus segera berpartai.
Jangan asyik sendiri,” wanti Adi.
“(Jangan) merasa besar, berada di zona nyaman, dan selalu merasa bakal dikerubungi partai untuk diusung maju,” imbuh dia menegaskan.
Adi mencatat, cara berpolitik di Indonesia saat ini sudah bergeser.
Dulu, pemerintahan ditentukan akar rumput namun kini pemerintahan hari ini sampai pada fase di mana elite partai jadi penentu segala-galanya.
“Elite partai bisa atur munculnya calon tunggal melawan kotak kosong atau calon tunggal melawan calon jadi-jadian,” ungkap Dosen Ilmu Pemerintahan dari UIN Syarif Hidayatullah ini.