Mengenal MSG, Bumbu Masak yang Sering Digunakan di Indonesia

Beritasaja.com - atau monosodium glutamat adalah salah satu bumbu masak yang sering digunakan di Indonesia.

MSG biasanya ditambahkan untuk berbagai masakan, mulai dari soto, sup ayam, hingga nasi goreng.

MSG adalah singkatan dari monosodium glutamat, penambah rasa yang berasal dari asam L-glutamat.

Asam ini adalah asam amino nonesensial, artinya tubuh dapat memproduksinya sendiri tanpa harus memperolehnya dari makanan.

Baca juga:

MSG berbentuk bubuk kristal putih yang tidak berbau dan larut dalam air.

Dalam industri makanan, MSG dikenal dengan kode E621.

MSG dihasilkan melalui fermentasi sumber karbohidrat seperti bit gula, tebu, dan molase.

Tidak ada perbedaan kimiawi antara asam glutamat yang ditemukan secara alami dalam makanan dan yang ada dalam MSG.

Tubuh tidak dapat membedakan keduanya.

MSG dikenal memiliki rasa umami, rasa kelima selain manis, asam, asin, dan pahit.

MSG meningkatkan rasa makanan dengan menciptakan sensasi umami yang merangsang produksi air liur, membuat makanan terasa lebih lezat.

penelitian menunjukkan bahwa MSG dapat mengurangi keinginan untuk menambahkan garam pada makanan.

Bahkan, MSG sering digunakan sebagai pengganti garam dalam produk rendah sodium seperti sup, makanan kemasan, daging dingin, dan produk susu.

MSG mulai mendapatkan reputasi buruk pada tahun 1960-an ketika seorang dokter menulis surat ke New England Journal of Medicine tentang gejala sakit yang ia alami setelah mengonsumsi makanan China.

Gejala ini kemudian dikenal sebagai "Chinese Restaurant Syndrome" yang sekarang disebut "MSG Symptom Complex" (MSC).

Baca juga:

Beberapa penelitian awal menyatakan MSG sangat sekali beracun.

Namun, bukti terbaru mempertanyakan keakuratan penelitian tersebut karena adanya kelemahan metodologi, seperti penggunaan dosis MSG yang terlalu tinggi atau metode pemberian yang tidak relevan dengan konsumsi makanan.

Otoritas pelayanan kesehatan seperti FAO/WHO, FDA, dan EFSA sekarang menganggap MSG aman dikonsumsi dengan batas asupan harian yang ditetapkan sebesar 30 mg per kilogram berat badan.

Berikut ini adalah perbandingan penelitian lama dan penelitian baru tentang efek MSG untuk kesejahteraan:

Beberapa penelitian lama mengklaim MSG dapat meningkatkan asupan kalori karena mengganggu hormon leptin yang mengatur rasa kenyang.

Namun, data terkini menunjukkan hasil yang kontradiktif.

Beberapa studi menemukan MSG dapat mengurangi nafsu makan, sementara lainnya menyatakan MSG dapat meningkatkan asupan makanan.

penelitian awal mengaitkan MSG dengan resistensi insulin dan diabetes.

Namun, banyak penelitian menggunakan metode yang tidak akurat seperti suntikan, bukan konsumsi oral.

Penguat rasa masakan

Kenapa MSG sempat dianggap berbahaya?

penelitian lama vs penelitian baru tentang efek kesejahteraan MSG