Beritasaja.com, Jakarta - Hari Kamis, 1 Mei 2025, Indonesia kembali memperingati Hari Buruh Internasional atau May Day.
Peringatan ini bukan sekadar libur tetapi juga momentum penting untuk mengenang perjuangan panjang para pekerja dan buruh Indonesia dalam memperjuangkan hak-hak mereka, seperti upah layak, jam kerja yang manusiawi, dan kondisi kerja yang lebih baik.
Perjuangan ini telah berlangsung selama puluhan tahun, bahkan sejak masa penjajahan Belanda hingga akhirnya diakui oleh pemerintah Indonesia.
Baca Juga
- Hari Buruh: Memanusiakan Manusia di Jantung Industri
- Emak-Emak di Lampung Turun ke Jalan Saat May Day, Curhat Biaya Pengajaran Mahal
- Hari Buruh: Sederet Catatan untuk Program Satgas PHK hingga Persiapan Hadapi AI
May Day diperingati secara global setiap tanggal 1 Mei, sebagai simbol perjuangan kelas pekerja.
Di Indonesia, sejarah peringatan May Day penuh dinamika, diwarnai oleh berbagai tantangan dan hambatan, terutama di masa penjajahan dan Orde Baru.
Advertisement
Namun, semangat perjuangan para buruh tak pernah padam, hingga akhirnya pemerintah Indonesia menetapkan 1 Mei sebagai hari libur nasional pada tahun 2013, sebuah pengakuan atas kontribusi besar mereka terhadap pembangunan bangsa.
Peringatan May Day di Indonesia bermula pada tahun 1918, di masa penjajahan Belanda.
Meskipun seringkali dihadapkan pada berbagai rintangan dan penindasan dari pemerintah kolonial, semangat para pekerja untuk memperjuangkan hak-haknya tetap menyala.
Berikut sederet pernyataan terkait May Day 2025, dari Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal hingga Ketua DPR Puan Maharani, seperti dihimpun Tim News Beritasaja.com: