Beritasaja.com, Jakarta - Dalam Sidang ke-19 Komite untuk Pelindungan Warisan Budaya Takbenda atau 19th Session of the Committee for the Safeguarding of Intangible Cultural Heritage UNESCO yang berlangsung di Paraguay, Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon melalui pidato virtual menyampaikan apresiasi mendalam kepada UNESCO dan Paraguay atas terselenggaranya sidang penting ini, seraya menegaskan komitmen Indonesia dalam pelindungan warisan budaya takbenda sebagai bagian dari upaya memperkuat dialog, perdamaian, dan kerja sama global.
Menteri Kebudayaan juga menyampaikan komitmen kuat terhadap pelindungan dan promosi warisan budaya takbenda.
Baca Juga
- Menteri Kebudayaan Fadli Zon: Musik Indonesia Beradaptasi dengan Era Digital dan Raih Prestasi Dunia
- Menbud Fadli Zon Harap Musik Indonesia Bisa Jadi Penggerak Persatuan hingga Kekuatan Budaya
- Kebaya Indonesia Selangkah Lagi Diakui UNESCO, Rendang Siap Diajukan Sebagai Warisan Budaya Dunia
“Atas nama Republik Indonesia, kami menyampaikan rasa terima kasih kepada UNESCO dan Paraguay atas penyelenggaraan pertemuan penting ini.
Meskipun jarak memisahkan kita, apresiasi bersama terhadap budaya dan warisan menyatukan kita sebagai sarana kerja sama, dialog, dan promosi nilai-nilai universal perdamaian,” ungkap Menteri Kebudayaan.
Advertisement
Ia menambahkan bahwa Indonesia, dengan lebih dari 17.000 pulau, 2.400 kelompok etnis, dan 720 bahasa daerah, merupakan contoh nyata dari keragaman budaya yang hidup.
Melalui prinsip Bhinneka Tunggal Ika, Indonesia terus mendorong pelestarian budaya yang memperkuat persatuan di tengah perbedaan.
Hingga kini, Indonesia telah mendaftarkan lebih dari 2.000 elemen dalam Inventarisasi Nasional Warisan Budaya Takbenda dan 13 elemen dalam Daftar UNESCO, dengan tambahan tiga elemen baru yang akan disahkan dalam sidang ini.
“Warisan budaya takbenda bukan hanya peninggalan masa lalu, melainkan bukti ketangguhan dan persatuan manusia yang relevan dengan tantangan dunia modern, termasuk perubahan iklim, konflik, urbanisasi, dan kemajuan sistem,” tambah Menteri Fadli.
Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, visi Astacita menjadi landasan upaya penguatan keselarasan antara manusia, budaya, dan alam.