Beritasaja.com, Jakarta Aktivitas tambang nikel di Raja Ampat, Papua Barat Daya, telah memicu sorotan besar karena terindikasi merusak lingkungan sekitar dan sosial.
Pertambangan dilakukan pada 4 lokasi pulau-pulau kecil oleh PT GN, PT ASP, PT KSM, dan PT MRB.
Menteri Lingkungan sekitar Hidup Hanif Faisol dalam keterangannya menyatakan sedang meninjau kembali perizinan karena terindikasi merusak lingkungan sekitar.
Bahkan tidak menutup kemungkinan akan mengambil jalur hukum.
Baca Juga
- Kunjungi Pulau Gag Raja Ampat, Gubernur Papua Barat Daya Sebut Masyarakat Minta Tambang Nikel Tak Ditutup
- Top 3 News: Jokowi Lebih Pilih Gabung PSI, Ini Respons PPP
- Kawal 4 Perusahaan Pertambangan, KLH Tegaskan Perlindungan Raja Ampat Sebagai Kawasan Konservasi
Berikut fakta-fakta mengenai isu penambangan nikel di Raja Ampat:
Advertisement
1.
Peninjauan Kembali PT Gag Nikel
Menteri Lingkungan sekitar Hidup Hanif Faisol bicara mengenai izin pertambangan di Raja Ampat.
Menurutnya, salah perusahaan bernama PT Gag Nikel (GN) yang melakukan penambangan nikel di Pulau Gag, Raja Ampat, Papua Barat Daya perizinannya sudah lengkap.
"Segala perizinannya sudah lengkap dari PT GN ini.
Jadi mulai IUP kemudian persetujuan lingkungan sekitar, termasuk pinjam pakai, karena ini hampir seluruh areal di Kabupaten Raja Ampat ini nerupakan kawasan hutan, termasuk PT GN ini secara status berada di kawasan hutan lindung," kata Hanif di Jakarta, Minggu (8/6/2025).
Menurut Hanif, pelaksanaan penambangan di PT GN ini relatif memenuhi kaidah-kaidah tata lingkungan sekitar.
Artinya, tingkat pencemaran yang tampak oleh mata hampir tidak terlalu serius.
Meski begitu, pihaknya akan melakukan kajian mendalam terhadap aturan lingkungan sekitar terhadap PT GN itu.
"Kalaupun ada gejala ketidaktaaatannya hampir ke minor-minor saja, tapi dari pandangan mata, masih perlu dilakukan kajian-kajian mendalam," ucap Hanif.
Sebab, kata Hanif, aktivitas di pulau itu sudah membuat sedimentasi, menutupi permukaan koral yang mesti dijaga keberadaannya.
"Secara umum pulau dikelilingi oleh koral.
Koral sebagai suatu habitat yang harus kita jaga benar keberadaannya.
Benar-benar penting untuk kehidupan kita semua," ucapnya.
"Terkait kerentanan ekosistem Raja Ampat jadi persetujuan lingkungan sekitar mestinya kita tinjau kembali," sambungnya.